MEJA LIPAT ANAK

Sabtu, 28 Maret 2015

PANEN DI KEPEK

Panen dan Pasca Panen Padi di Dukuh Kepek Desa Demangan

Menurut Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura (1999) tujuan pemanenan padi adalah untuk mendapatkan gabah dari lapangan pada tingkat kematangan optimal, mencegah kerusakan dan kehilangan hasil seminimal mungkin.Pemanenan padi tidak akan menguntungkan dan memuaskan jika prosesnya dilakukan   dengan cara yang kurang benar dan pada umur panen yang tidak tepat. Cara panen yang tidak baik akan menurunkan kehilangan hasil secara kuantitatif, Sedang saat panen yang tepat akan menentukan kualitas gabah dan beras. Panen harus dilakukan bila bulir padi sudah cukup dianggap masak. Panen yang kurang tepat dapat menurunkan kualitas dari gabah maupun beras.
Dalam rangka panen perlu diketahui fase-fase pemasakan bulir padi, penentuan saat panen dan alat untuk panen.
Proses pemasakan bulir padi terdapat 4 stadia masak:.
1.      Stadia masak susu
Tanda-tandanya adalah : tanaman padi masih berwarna hijau tetapi malai-malainya  sudah  terkulai; ruas batang bawah kelihatan kuning; gabah bila dipijit dengan kuku keluar cairan seperti susu; stadia masak susu terjadi pada saat 10 hari setelah fase berbunga merata.
2.      Stadia masak kuning
Tanda-tandanya; seluruh tanaman tampak kuning; dari semua bagian tanaman, hanya bulu-bulu sebelah atas yang masih hijau; isi gabah sudah keras, tetapi mudah    pecah dengan kuku; stadia masak kuning terjadi 7 hari setelah stadia masak susu.
3.      Stadia masak penuh
Tanda-tandanya; buku-buku sebelah atas berwarna kuning sedang batang-batang  mulai kering; isi gabah tidak dapat/sukar dipecahkan; pada varietas-varietas yang mudah rontok stadia ini belum terjadi kerontokan; stadia masak penuh terjadi 7 hari setelah stadia masak kuning.
4.      Stadia masak mati
Tanda-tandanya: isi gabah keras dan kering; varietas yang mudah rontok pada stadia ini sudah mulai rontok; stadia masak mati terjadi 6 hari setelah masak penuh. Saat panen untuk gabah konsumsi sebaiknya dilakukan pada stadia masak kuning sedang gabah untuk benih, dipanen pada stadia masak penuh.
Adapun Tanda-tanda padi siap panen adalah:
a.         95 % gabah sudah menguning dan daun bendera telah mengering
b.        Umur optimal malai 30 – 35 hari terhitung sejak hari sesudah berbunga (HSB)
c.         Kadar air berkisar 21 – 26 %
d.        Kerontokan gabah sekitar 16 – 30 % (Cara mengukurnya dengan meremas malai dengan tangan).

Panen padi di Desa Demangan pada musim ini bisa dikatakan lumayan. Namun kendala yang dialami para petani sekarang adalah masalah tenaga pemotong yang susah dicari. Hal tersebut dialami bukan hanya panen padi di desa Demangan saja, namun dirasakan oleh sebagian besar para petani di kecamatan Karangdowo bahkan mungkin sekabupaten Klaten. Itu semua disebabkan musim panen pada masa ini berbarengan sehingga para petani harus antri untuk mendapatkan tukang potong.
Melihat kenyataan tersebut para petani harus berpikir selangkah lebih maju, mulai sekarang tidak hanya tergantung dengan tenaga manual namun harus mulai mencoba pemotongan dengan sistem mesin.

Sistem perontokan padi
1.      Dengan mesin treser (sistem potong masih menggunakan tenaga manusia)
2.      Dengan mesin pemotongo (dari pemotongan dan perontokan semuanya menggunakan mesin




Pengeringan dengan  sinar matahari
P
Sebelum melakukan penjemuran dengan sinar matahari perlu diperhatikan bahwa tempat penjemuran bebas dari genangan air, terlindung dari gangguan unggas dan binatang lainnya. Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a.    Penjemuran dilakukan ditempat yang leluasa menerima sinar matahari,  bebas dari genangan air, terlindung dari gangguan unggas dan binatang lainnya.
b.    Membuat lantai jemur dengan permukaan dari semen dan dibuat gelombang.
c.    Jika terjadi cuaca cerah penjemuran gabah sebaiknya dengan ketebalan 5 – 7 cm dan dibolak balik 1 – 2 jam sekali dengan menggunakan alat yang terbuat dari kayu atau bambu. Bila menggunakan alas jemur, jangan menggunakan terpal berbahan plastik karena dapat  mempengaruhi peningkatan kadar air.
d.   Waktu penjemuran dianjurkan mulai pukul 08.00 pagi sampai jam 16.00
e.    Jika pengeringan gabah dalam jumlah besar maka pada malam hari tetap dibiarkan diatas jemuran dengan cara digundukkan dan ditutupi dengan plastic, terpal, untuk menghindari hujan dan embun. Jika gabah-gabah yang dikeringkan dalam jumlah kecil, sebaiknya gabah diusahakan dalam ruangan dengan memakai alas tikar atau plastic.
Setelah dijemur selesai (pukul 16.00) gabah dapat dimasukkan ke karung dan  disimpan dalam ruangan jika volumenya tidak banyak. Namun jika volumenya besar  gabah dapat dibiarkan di luar, tetapi harus ditumpuk dan ditutupi dengan plastic agar tidak terkena embun dan hujan.
Dengan cara penjemuran seperti ini selama 2 – 3 hari pada cuaca baik akan diperoleh gabah dengan kadar air kurang lebih 14 %. Penjemuran yang terlalu lama  dapat berakibat gabah banyak yang pecah saat penggilingan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengeringan.
a.    Pengeringan dilakukan sesegera mungkin setelah perontokan
b.    Tempat pengeringan harus memperoleh penyinaran matahari serta bebas dari gangguan ayam atau unggas lainnya.
c.    Jika kondisi cuaca tidak memungkinkan untuk penjemuran, gabah dapat dipanaskan pada ruangan di dalam rumah. Untuk menggantikan panas dapat digunakan lampu petromaks atau sumber panas yang lain. Tebal hamparannya antara 2 – 3 cm dan pembalikan juga harus tetap dilakukan.


























Sumber  :

http://lesson-college.blogspot.sg/2014/04/panen-dan-pasca-panen-padi.html

1 komentar: